*¸.•´Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh*ღ☆ღ♥,`
♫♥♫•*¨*• Aku sambut panggilan-Mu Ya Alloh, Aku sambut panggilan-Mu dengan setia
siap melaksanakan perintah-Mu, sesungguhnya segala puji, segala
nikmat dan semua kerajaan adalah milik- Mu. Tidak ada sekutu
bagi-Mu ¸.•*¨*•*::*
Di antara tempat/negeri yang memiliki keutamaan dan keagungan adalah Ummul Quro, “Mekkah al-Mukarromah”, di tempat ini terdapat Ka’bah, rumah yang dibangun untuk ibadah kepada Alloh Subhanahu Wa Ta’ala.
Ka’bah adalah kiblat kaum muslimin baik yang masih hidup maupun yang
telah tiada. Sesungguhnya negeri Mekkah adalah tempat turunnya wahyu
Alloh, dan risalah (agama Islam), tidak ada seorangpun dari kalangan
muslimin yang mengingkari keutamaan negeri Mekkah. Mekkah adalah tempat
yang paling dicintai Alloh.
Dari Abdulloh bin Adi bin Hamro rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata:
رَأَيْتُ
رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاقِفًا عَلَى
الْحَزْوَرَةِ، فَقَالَ: وَاللَّهِ إِنَّكِ لَخَيْرُ أَرْضِ اللَّهِ،
وَأَحَبُّ أَرْضِ اللَّهِ إِلَى اللَّهِ، وَلَوْلاَ أَنِّي أُخْرِجْتُ
مِنْكِ مَا خَرَجْتُ.
“Saya melihat Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
berdiri di Hazwaroh (salah satu daerah di Mekkah), lalu beliau
bersabda, “Demi Alloh, sesungguhnya engkau sebaik-baik bumi Alloh, dan
negeri Alloh yang paling dicintai Alloh, kalau bukan lantaran aku
dikeluarkan darimu [1], niscaya aku tidak keluar.” (HR. Tirmidzi dan ia
menshohihkannya, Nasa’i dalam Sunan al-Kubro, Ibnu Majah, al-Hakim dalam al-Mustadrok dan ia menshohihkannya.)
DI ANTARA KEUTAMAAN KOTA MEKKAH
Alloh Ta’ala memuliakan penduduk kota Mekkah dengan adanya Baitulloh al-Harom rumah peribadatan pertama kali di muka bumi.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
٩٦. إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
“Sesungguhnya rumah yang mula-mula
dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitulloh yang di
Bakkah (Mekkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua
manusia.” (QS. Ali Imron: 96)
Baitulloh al-Harom adalah tempat seorang muslim diperbolehkan bepergian mengunjungi masjid dengan tujuan beribadah.
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam:
Dari Abu Huroiroh rodhiyallohu ‘anhu, dari Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam:
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ؛ مَسْجِدِي هَذَا وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَالْمَسْجِدِ اْلأَقْصَى.
“Tidak ada keutamaan [2] bepergian (ke
suatu masjid) kecuali bepergian mengunjungi tiga masjid, (yaitu)
masjidku ini (Masjid Nabawwi di Madinah), Masjidil Harom (Mekkah), dan
Masjidil Aqsho (Palestina).” (HR. Bukhori dan Muslim)
Alloh Ta’ala menjaga Mekkah dari penguasa yang lalim dan mencegah mereka dari melanggar kehormatannya.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
١. أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ
٢. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
٣. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْراً أَبَابِيلَ
٤. تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
٥. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ
٢. أَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِي تَضْلِيلٍ
٣. وَأَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْراً أَبَابِيلَ
٤. تَرْمِيهِم بِحِجَارَةٍ مِّن سِجِّيلٍ
٥. فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُولٍ
“Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah
Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu
sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari
tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang
dimakan (ulat).” (QS. al-Fiil: 1-5)
Dari ‘Aisyah rodhiyallohu ‘anha, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَغْزُو
جَيْشُ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كاَنُوْا بِبَيْدَاءَ مِنَ الأَرْضِ يُخْسَفُ
بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ. قاَلَتْ : قُلْتُ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ،
كَيْفَ يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ وَفِيْهِمْ أَسْوَاقُهُمْ ،
وَمَنْ لَيْسَ مِنْهُمْ ؟ قاَلَ : يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِمْ وَآخِرِهِمْ ،
ثُمَّ يُبْعَثُوْنَ عَلىَ نِيَّاتِهِمْ.
“Akan ada pasukan yang menyerbu Ka’bah,
saat mereka berada di sebuah tempat, seluruh pasukan itu dari yang awal
hingga akhir dimusnahkan.” ‘Aisyah berkata, “Akupun bertanya, ‘Wahai
Rosululloh, bagaimana dimusnahkan dari awal hingga akhir sedangkan di
antara mereka ada orang selain mereka?” Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam menjawab, “Dimusnahkan dari yang awal hingga akhir, lalu mereka dibangkitkan berdasarkan niat mereka.” (HR. al-Bukhori)
Alloh Ta’ala memuliakan penduduknya dan mengaruniai mereka dengan tujuh hal.
Dari az-Zubair bin al-Awwam rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dari az-Zubair bin al-Awwam rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَضَّلَ
اللهُ قُرَيْشًا بِسَبْعِ خِصَالٍ، فَضَّلَهُمْ بِأَنَّهُمْ عَبَدُوا
اللهَ عَشَرَ سِنِيْنَ ، لاَ يَعْبُدُ اللهَ إِلاَّ قُرَيْشٍ،
وَفَضَّلَهُمْ بِأَنَّهُمْ نَصَرَهُمْ يَوْمَ اْلفِيْلِ وَهُمْ
مُشْرِكُوْنَ، وَفَضَّلَهُمْ بِأَنَّهُ نَزَلَتْ فِيْهِمْ سُوْرَةٌ مِنَ
اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ تَحْمِلُ اسْمَهُمْ، لَمْ يَدْخُلْ فِيْهَا أَحَدٌ
مِنَ اْلعَالَمِيْنَ وَهِيَ: “ِلإِيْلاَفِ قُرَيْشٍ” وَفَضَّلَهُمْ
بِأَنَّ فِيْهِمْ النُبُوَّةَ، وَالْخِلاَفَةَ، وَالْحِجَابَةَ،
وَالسِّقَايَةَ.
“Alloh Ta’ala mengutamakan suku
Quroisy dengan tujuh hal: (Pertama) Alloh mengutamakan mereka di mana
mereka beribadah kepada Alloh selama sepuluh tahun, tidak ada yang
menyembah Alloh kecuali Quroisy. (Kedua) Alloh Ta’ala
mengutamakan mereka dengan menolong mereka pada hari pasukan bergajah
menyerbu Ka’bah dan saat itu mereka dalam keadaan musyrik. (Ketiga)
Alloh Ta’ala memberikan keutamaan pada mereka di mana turun
surat dalam al-Qur’an yang menyebut nama Quroisy, tidak ada di dunia
ini yang seperti mereka, yaitu surat (لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ) “Karena kebiasaan orang-orang Quroisy” (QS. al-Quraisy: 1). (Keempat) Alloh Ta’ala
mengutamakan dari mereka terdapat seorang Nabi. (Kelima) Kholifah.
(Keenam) Hak pengelolaan pemegang kunci Ka’bah. (Ketujuh) Hak pelayanan
memberikan air minum bagi haji.” (Shohih al-Jami’ 4208)
Alloh menjaga Mekkah sebagai
tempat yang suci dengan Islam, di kota-kota seluruh dunia ada agama
yang bermacam-macam yang dianut penduduknya, kecuali Mekkah dan
Madinah.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
٢٨.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلاَ
يَقْرَبُواْ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَـذَا وَإِنْ
خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ إِن شَاء
إِنَّ اللّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
“Hai orang-orang yang beriman,
sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka
mendekati Masjidil Harom sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir
menjadi miskin, maka Alloh nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari
karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui
lagi Maha Bijaksana.” (QS. at-Taubah: 28)
Kota Mekkah tidak akan dimasuki Dajjal.
Dalam sebuah hadits yang panjang dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dalam sebuah hadits yang panjang dari Abu Umamah rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
ياَ
أَيُّهَا الناَّسُ ! إِنَّهَا لَمْ تَكُنْ فِتْنَةٌ عَلىَ وَجْهِ
اْلأَرْضِ ، مُنْذُ ذَرَأَ اللهُ ذُرِّيَّةَ آدَمٍ أَعْظَمَ مِنْ فِتْنَةِ
الدَّجَّالِ، وَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ لَمْ يَبْعَثْ نَبِيًّا إِلاَّ
حَذَّرَ أُمَّتَهُ الدَّجَّالَ… إِلَى أَنْ قَالَ: وَإِنَّهُ لاَ يَبْقَى
شَيْئٌ مِنَ اْلأَرْضِ إِلاَّ وَطِئَهُ، إِلاَّ مَكَّةَ وَالْمَدِيْنَةَ،
لاَيَأْتِيْهَا مِنْ نَقْبٍ مِنْ أَنْقَابِهَا إِلاَّ لَقِيَتْهُ
الْمَلاَئِكَةُ بِالسُّيُوْفِ صَلْتَةً.
“Wahai manusia, sesungguhnya tidak ada
fitnah di muka bumi ini semenjak Alloh menciptakan keturunan Adam yang
lebih besar daripada fitnah ad-Dajjal. Dan sungguh tidaklah Alloh mengutus seorang Nabi melainkan dia memberi peringatan kepada umatnya tentang ad-Dajjal …. (hingga sabda beliau): Dan tidak ada suatu tempat yang tersisa di muka bumi ini melainkan akan dikunjungi ad-Dajjal kecuali Mekkah dan Madinah, segala penjuru kotanya dijaga para malaikat yang menghunus pedang.” (Shohih al-Jami’ 7875)
Para Nabi semenjak dahulu menunaikan haji di Mekkah.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
٢٦.
وَإِذْ بَوَّأْنَا لِإِبْرَاهِيمَ مَكَانَ الْبَيْتِ أَن لَّا تُشْرِكْ
بِي شَيْئاً وَطَهِّرْ بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْقَائِمِينَ
وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
“Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan
tempat kepada Ibrohim di tempat Baitulloh (dengan mengatakan):
“Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah
rumahKu ini bagi orang-orang yang thowaf, bagi orang-orang yang beribadah, orang-orang yang ruku’, dan sujud.” (QS. al-Hajj: 26)
Diriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma:
أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِوَادِي
الأَزْرَقِ ، فَقَالَ: (أَيُّ وَادٍ هَذَا؟). فَقَالُوا: وَادِي
الأَزْرَقِ. قَالَ: (كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى مُوسَى عَلَيْهِ السَّلاَمُ
هاَبِطًا مِنَ الثَّنِيَّةِ وَ لَهُ جُؤَارٌ إِلَى اللَّهِ
بِالتَّلْبِيَةِ). ثُمَّ أَتَى عَلَى ثَنِيَّةِ هَرْشَى، فَقَالَ: (أَيُّ
ثَنِيَّةٍ هَذِهِ ؟) قَالُوا : ثَنِيَّةُ هَرْشَى.
“Bahwasanya Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam
melalui lembah al-Arzaq, lalu beliau bertanya, “Lembah apa ini?” Para
sahabat menjawab, “Lembah al-Arzaq.” Beliau bersabda, “Seolah-olah aku
melihat Musa ‘alaihis salam turun dari tempat yang tinggi, ia mempunyai suara keras mengucapkan talbiyah kepada Alloh.” Lalu beliau melalui tsaniyyatul harsya.[3] Kemudian beliau shollallohu ‘alaihi wasallam bertanya, “Lembah apa ini?” “Tsaniyyatul Harsya,” jawab para sahabat. Kemudian beliau bersabda, “Seolah-olah aku melihat Yunus bin Matta ‘alaihis salam
duduk di atas unta kekar, mengenakan jubah yang terbuat dari wol, tali
kendali untanya terbuat dari serabut, dan ia sedang mengucapkan kalimat
talbiyah.” (HR. Muslim 166)
Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَيُهِلَّنَّ ابْنُ مَرْيَمَ بِفَجِّ الرَّوْحَاءِ حَاجاًّ أَوْ مُعْتَمِراً، أَوْ لَيَثْنِيَنَّهُمَا.
“Demi Dzat yang jiwaku berada di
tanganNya, Ibnu Maryam akan bertalbiyah di Fajj ar-Rouhah (tempat
antara Mekkah dan Madinah), dia menunaikan haji atau umroh, atau
mengiringi antara haji dan umroh.” (HR. Muslim 3020)
Mekkah adalah kiblat muslimin yang mendirikan sholat di seluruh penjuru dunia.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
١٤٤.
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاء فَلَنُوَلِّيَنَّكَ
قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّواْ وُجُوِهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ
أُوْتُواْ الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ
وَمَا اللّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu
menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat
yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Harom. Dan di
mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya.” (QS.
al-Baqoroh: 144)
Wajib memperhatikan waktu dan
jaman saat memasuki kota Mekkah dalam rangka menunaikan haji dan umroh,
yang demikian itu untuk ihrom dan talbiyah.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
١٨٩.
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ
وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوْاْ الْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا
وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُواْ الْبُيُوتَ مِنْ
أَبْوَابِهَا وَاتَّقُواْ اللّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Mereka bertanya kepadamu tentang bulan
sabit. Katakanlah: “Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi
manusia dan (bagi ibadah) haji.” (QS. al-Baqoroh: 189)
Adapun miqot haji dan umroh adalah sebagaimana diriwayatkan dari Abdulloh bin Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata:
إِنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَّتَ ِلأَهْلِ
الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ، وَ ِلأَهْلِ الشَّأْمِ الْجُحْفَةَ، وَ
ِلأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ الْمَنَازِلِ، وَ ِلأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَمَ،
وَقَالَ: هُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِنَّ
مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ وَمَنْ كَانَ دُوْنَ ذَلِكَ فَمِنْ
حَيْثُ أَنْشَأَ حَتَّى أَهْلُ مَكَّةَ مِنْ مَكَّةَ.
“Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam menetapkan miqot
untuk penduduk Madinah adalah Dzulhulaifah, bagi penduduk Syam adalah
al-Juhfah, bagi penduduk Najd adalah Qornulmanazil, bagi penduduk Yaman
adalah Yalamlam. Dan beliau shollallohu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Itulah ketentuan masing-masing bagi setiap penduduk
negeri-negeri tersebut dan juga bagi mereka yang bukan penduduk
negeri-negeri tersebut jika hendak melakukan ibadah haji dan umroh.
Sedangkan mereka selain itu, maka dia memulai dari kediamannya, dan bagi
penduduk Mekkah, mereka memulainya dari di Mekkah.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Di Mekkah terdapat air Zamzam.
Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
Dari Anas rodhiyallohu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
يَرْحَمُ اللهُ أُمَّ إِسْمَاعِيْلَ ! لَوْلاَ أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكاَنَ زَمْزَمَ عَيْنًا مَعِيْناً
“Semoga Alloh merahmati Ummu Ismail,
andai saja dia tidak terburu-buru [4], tentulah Zamzam akan menjadi
mata air yang mengalir di atas bumi.” (HR. al-Bukhori 3362)
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ مَاءٍ عَلىَ وَجْهِ اْلأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ، فِيْهِ طَعَامٌ مِنَ الطُّعْمِ، وَشِفَاءٌ مِنَ السُّقْمِ.
“Sebaik-baik air di muka bumi adalah air
Zamzam, air itu mengenyangkan peminumnya sebagaimana makanan
mengenyangkan orang yang makan [5], dan terdapat obat dari penyakit.”
(HR. Thobroni dalam al-Kabiir dan dishohihkan oleh al-Albani dalam Silsilah Hadits no. 3585.)
Di kota Mekkah terdapat buah-buahan beraneka macam, padahal kota itu kota yang tandus, hal ini adalah dari doa Nabi Ibrohim ‘alaihis salam yang dikabulkan Alloh Ta’ala.
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
٣٧.
رَّبَّنَا إِنِّي أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ
عِندَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُواْ الصَّلاَةَ فَاجْعَلْ
أَفْئِدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُم مِّنَ
الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah
menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitulloh) yang dihormati. Ya
Tuhan kami, (yang demikian itu) agar mereka mendirikan sholat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri
rejekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
(QS. Ibrohim: 37)
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
٥٧.
وَقَالُوا إِن نَّتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا
أَوَلَمْ نُمَكِّن لَّهُمْ حَرَماً آمِناً يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ
كُلِّ شَيْءٍ رِزْقاً مِن لَّدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا
يَعْلَمُونَ
“Dan mereka berkata, “Jika kami mengikuti
petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami.” Dan
apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Harom
(tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari
segala macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rejeki (bagimu) dari sisi
Kami? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. al-Qoshosh: 57)
Alloh Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
“Apakah kamu tidak memperhatikan
bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah. Bukankah
Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu
sia-sia? Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang
berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari
tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang
dimakan (ulat).” (QS. al-Fiil: 1-5)
Mekkah adalah negeri Harom (suci) dan aman, semenjak jaman Jahiliyah, ataupun masa Islam, tidak tertumpahkan darah di kota ini.
Alloh Ta’ala berfirman:
Alloh Ta’ala berfirman:
٦٧.
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا جَعَلْنَا حَرَماً آمِناً وَيُتَخَطَّفُ
النَّاسُ مِنْ حَوْلِهِمْ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ
اللَّهِ يَكْفُرُونَ
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan,
bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci
yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa
(sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan
ingkar kepada nikmat Alloh?” (QS. al-Ankabut: 67)
Alloh Ta’ala berfirman:
٩١.
إِنَّمَا أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ رَبَّ هَذِهِ الْبَلْدَةِ الَّذِي
حَرَّمَهَا وَلَهُ كُلُّ شَيْءٍ وَأُمِرْتُ أَنْ أَكُونَ مِنَ
الْمُسْلِمِينَ
“Aku hanya diperintahkan untuk menyembah Tuhan negeri ini (Mekkah). Yang telah menjadikannya suci (harom)
dan kepunyaanNyalah segala sesuatu, dan aku diperintahkan supaya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. an-Naml: 91)
Alloh Ta’ala menjadikan Mekkah sebagai Bilad al-Harom (negeri yang suci) semenjak hari penciptaan langit dan bumi.
Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda saat penaklukan kota Mekkah:
Nabi shollallohu ‘alaihi wasallam bersabda saat penaklukan kota Mekkah:
“Tidak ada hijrah (lagi) [6], akan tetapi
yang ada adalah jihad [7] dan niat [8], dan jika kalian diminta (oleh
penguasa) maka berangkatlah [9]. Sesungguhnya negeri Mekkah ini adalah
negeri yang Alloh menyucikannya semenjak Dia menciptakan langit dan
bumi, negeri Mekkah ini suci dengan penyucian dari Alloh hingga hari
kiamat, dan tidak diperbolehkan bagi seseorang sebelumku berperang di
negeri ini, dan juga tidak diperbolehkan bagiku berperang di negeri ini
kecuali sesaat saja di siang hari. Negeri ini adalah negeri suci
dengan penyucian dari Alloh hingga hari kiamat, tidak boleh dipotong
duri (pohonnya), binatang buruannya tidak boleh diusir, barang
temuannya tidak boleh dipungut kecuali yang mengetahuinya, dan
tumbuh-tumbuhannya tidak boleh dipotong kecuali rumput al-Idzkhir, sesungguhnya tanaman itu untuk nyala api mereka dan untuk rumah-rumah mereka.” (HR. al-Bukhori 1834)
Demikianlah keutamaan kota Mekkah yang
disebutkan dalam hadits-hadits Nabi. Setelah mengetahui tentang
keutamaan kota Mekkah maka sepatutnya bagi seorang muslim yang
menunaikan umroh dan haji untuk mawas diri dan berakhlak Islam serta
menetapi adab-adabnya saat berkunjung di tempat yang paling dicintai
Alloh, dengan cara memperhatikan kemuliaan dan mengagungkan syiar-syiar
Alloh di Baitulloh, lalu berendah hati pada kebenaran dengan
mengikutinya. Dan sepatutnya dia menjaga anggota tubuhnya, janganlah
melakukan sesuatu yang menodai kesucian kota Mekkah. Hendaknya dia
merasa diawasi Alloh Ta’ala saat sepi maupun ramai.
Semoga Alloh Ta’ala menyempurnakan nikmatNya kepada kita semua, dhohir
maupun batin, menolong kita dalam bersyukur padaNya, menjaga negeri
Mekkah dan seluruh negeri-negeri Islam dari makar manusia yang ingin
merusaknya. Dan semoga Alloh menerima ibadah haji dan umroh dari kita
yang menunaikannya, sesungguhnya Dia adalah Maha Kuasa atas semua ini.
Catatan kaki:
[1] Maknanya: Dengan perintah Alloh. (Kitab Tuhfatul Ahwadzi bi Syarh Jami’ Tirmidzi, cetakan Daarul Fikr, th. 1995 M-1415 H, hal. 326, juz 10, pent)
[2]
Dalam hadits ini terdapat keutamaan tiga masjid ini, dan keutamaan
bepergian ke tiga masjid itu (untuk beribadah), karena makna hadits ini
menurut jumhur/mayoritas ulama adalah tidak ada keutamaan bepergian
mengunjungi selain bepergian ketiga masjid ini. (Penjelasan hadits ini
terdapat dalam Shohih Muslim dengan syarh/penjelasan Imam Nawawi,
cetakan Darul Fikr, hal. 167-168, juz ke-9, pen.)
[3] Gunung yang terletak di jalan antara Syam dan Madinah, dekat dengan Juhfah. (Keterangan ini terdapat dalam Shohih Muslim dengan syarh/penjelasan Imam Nawawi, cetakan Darul Fikr, hal 228-230, juz ke-2, jilid ke-1, pen.)
[4]
Saat Ismail kehausan, malaikat Jibril datang menggali tanah yang
terletak di mata kaki Ismail hingga memancar air, lalu Ummu Ismail
menciduknya dan memasukkan dalam kantong airnya. (Irsyad as-Saari Syarh Shohih al-Bukhori, pent.)
[5] Lihat Syarh Shohih Muslim, cetakan Daarul Fikr, hal. 30, juz 16 dalam hadits tentang keutamaan Abu Dzar, pen.
[6]
Dari Mekkah ke Madinah setelah penaklukan kota Mekkah, karena negeri
itu telah menjadi negeri Islam, adapun hijrah dari negeri kufur hingga
negeri Islam tetap ada hingga hari kiamat. (Irsyad as-Saari Syarah Shohih al-Bukhori, hadits no. 1834, pent).
[7] Melawan orang kafir. (Irsyad as-Saari, pent)
[8] Niat yang baik dalam beramal kebaikan. (Irsyad as-Saari, pent)
[9] Keluar ke medan pertempuran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar