Kamis, 21 November 2013

Matahari di tangan kanan dan Bulan ditangan Kiri

Pada saat Nabi Muhammad SAWberdakwah, beliau selalu mendapat perlakuan tidak baik dari Abu Lahab dankawan-kawan. Ejekan, hinaan, dan penganiayaan diterima Nabi SAW danpengikutnya. Namun, sedikit pun tidak melemahkan iman mereka. Tidak pulamenyurutkan tekad dan semangat Nabi SAW dalam menjalankan dakwahnya.

Abu lahab bersama kawan-kawannya,Abu Jahal, dan Abu sufyan semakin geram melihat pengikut Nabi SAW bertambahbanyak. Memang, mereka selalu hadir jika Nabi SAW sedang berdakwah, tetapidikepala mereka tersimpan beribu rencana jahat untuk mengacaukannya.

“Wahai Muhammad !” teriak Abu Lahabketika Nabi SAW sedang berdakwah. “Kamu mengaku sebagai Nabi, tetapi kami takpernah melihat buktinya ! Bagaimana kami percaya…? “ejek Abu Lahab.
“Sekarang, perlihatkan mukjizatmu !”seru Abu Jaha l pula.

“Ya ! Sebagaimana mukjizat nabi Isa.Coba hidupkan orang yang sudah mati !” kata Abu Sufyan. “Bisakah kamu mengubah bukit safadan marwah menjadi bukit emas? !” kata yang lainnya mengolok-olok Nabi.

Nabi Muhammad SAW tidak menanggapi ulah orang-orang jahil itu. Begitu pula pengikutnya, tidak terpengaruh sedikitpun. Allah yang Maha Kuasa menurunkan Wahyu-Nya kepada Nabi SAW, untuk menyanggah perkataan orang-orang kafir itu.

Lalu Nabi SAW, menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada kaum yang sesat itu.
“Hai, kaum Quraisy ! SesungguhnyaAllah telah berfirman, Katakanlah bahwa aku tidak kuasa memberi kemanfaatan dan kemudaratan bagi diriku, melainkan apa yang dikehendaki Allah.
Jika aku tahu barang yang ghaib, tentu aku perbanyak berbuat amal kebajikan, dan tentu aku tidak akan mendapatkesusahan. Tidaklah aku, melainkan Basyir dan Nazir, menyampaikan janji bahagiadan berita pernyataan sengsara.”

“Sudahlah, Muhammad! Jika kamu maumenghentikan pekerjaanmu, kami akan mengangkatmu menjadi raja. Atau kami memberimu harta, kekayaan, dan kemewahan… ‘” kata Abu Jahal.

Abu jahal dan kawan-kawannya tetapmendustakan Nabi. Mereka hanya ingin mempengaruhi pengikutnya agar kembalimenyembah berhala.

“Kenapa kalian menuntutku untukmemperlihatkan mukjizat ? Sedangkan wahyu yang kusampaikan ini lebih darisegala macam mukjizat. Cahaya yang tak pernah padam,” Kata Nabi SAW.

Pengikut Nabi SAW semakin teguhimannya mendengar wahyu yang disampaikan beliau. Keadaan itu membuat kaum kafirkian marah dan menentang usaha-usaha Muhammad. Mereka amat membencinya. Merekaberanggapan ia sudah menghina tuhan-tuhan mereka. Maka suatu hari, orang-orangkafir itu datang kepada Abu Thalib, paman Nabi SAW sendiri. Mereka mengadukansemua perbuatan Nabi Muhammad SAW.

Abu Thalib, seorang pelindung dan pembela Nabi SAW, meskipun waktu itu tidak masuk Islam. Dengan penuh bijaksanaia menengahinya, akan tetapi kali ini orang kafir tidak merasa puas dengan AbuThalib.

“Hai Abu Thalib, selama ini kamu selalumembela Muhammad dan melindunginya dari kami. Coba suruh Muhammad menghentikanperbuatannya itu! Kalau tidak’ maka kami akan bertindak sendiri!”
Abu Sufyanmengancam dengan keras.

“Kami akan bunuh Muhammad! Jika iamasih terus menghina berhala kami,” sahutnya lagi tidak main-main.
Abu Thalib tertegun, ia amat bingungharus berbuat apa. Muhammad adalah keponakannya yang sangat ia cintai dansayangi. Sedangkan ia sendiri masih menyembah berhala seperti kaum kafir. Iatak ada niat untuk meninggalkan agamanya. Tetapi, kalau sampai menyerahkan NabiSAW  ke tangan orang-orang itu, Abu Thalib tidak bisa.

Ah !…..hati orang tua itu terasagundah, karena rasa sayang yang begitu besar pada Nabi Muhammad SAW, Abu Thalibsegera memanggil Nabi SAW. Diceritakannya semua ancaman orang kafir itu denganhati yang cemas.
“Anakku, dengarkanlah, ” kata AbuThalib. Nabi Muhammad SAW menatap pamannya dengan perasaan berdebar-debar. Nabimenunggu apa yang akan dikatakan Abu Thalib.

“Aku harap kamu bisa menjaga dirimudan diriku. Jangan membebani aku dengan sesuatu yang tak sanggup aku pikul,”kata Abu Thalib.

Sungguh , Nabi SAW sedih mendengarnya. Satu-satunya orang yang selalu membelanya, kini seakan tidak maulagi membela. Tetapi, Nabi SAW tidak mau kaumnya terus menerus berada dalamkegelapan dan kesesatan. Beliau sudah diberi petunjuk dengan cahaya kebenaran.

Dengan semangat yang menyala, Nabi memandang pamannya #“Wahai, Pamanku!”  kata Nabi SAW. “Meskipun mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan ditangan kiriku,agar aku meninggalkan seruanku#
Sungguh, sampai mati pun tidak akan kutinggalkan..

Tanpa menoleh lagi, Rasulullahmeninggalkan Abu Thalib. Alangkah bergetar seluruh tubuh Abu Thalib mendengarucapan itu. Ia tertegun beberapa saat. Lalu segera memanggil Nabi lagi.

“Anakku ! Pergilah dengan tenang.Katakanlah apa yang ingin kamu katakan pada kaummu. Sungguh, aku tidak akanmenyerahkan dirimu pada orang-orang kafir,” kata Abu Thalib penuh haru.
Abu Thalib pun memerintahkankeluarganya, bani Muthalib dan Bani Hasyim untuk melindungi Nabi SAW daripenganiayaan kaum Quraisy.

Nabi Muhammad SAW meneruskanperjuangannya, walaupun orang-orang kafir menghalanginya dengan tindakan-tindakan yang kejam.

Begitu besar makna dan pengaruhucapan Nabi di depan pamannya, seakan menggema di dalam dada kaum muslimin.Mereka rela berkorban jiwa sekalipun, asalkan tetap menyiarkan agama Allah.

Kesungguhan Nabi SAW menjalankandakwah telah membuat musuhnya kalang kabut. Tetapi, menjadi batu magnet yangmenarik setiap pengikutnya untuk tetap setia pada ajaran-Nya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar