Muhammad Badi, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin
Penerjemah:
Abu ANaS
Pertama saya ingin mengingatkan firman Allah:
وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yg menepati amanah & janji-janji mereka” 2(Al-Muminun:18)
Sifat diatas merupakan salah satu sifat penghuni surga yaitu memelihara & menjaga amanah & janji-janji yg mengikat dirinya kepada Allah SWT, kemudian bersama sesama manusia –agar kita menjadi orang yg senantiasa menunaikan apa yg dinasihatkan kepadanya, maka kita akan melihat, tekhnik apa yg dapat kita jadikan sarana utk dapat menunaikan taklif ini? Ini menuntut apa yg kita coba sampaikan dg izin Allah yaitu tentang ukhuwah, tajarrud (totalitas) & tsiqah, yaitu 3 sifat yg dengannya kita telah berjanji kepada Allah dalam baiat kita.
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ
“Sesungguhnya orang-orang yg berbaiat kepadamu sesungguhnya telah berbaiat kepada Allah”2. (Al-Fath:10)
Karena itu, tdk boleh bagi manusia memberikan masukan sehingga harus dg jujur mengakui bahwa kita hidup bersama dg kebenaran tanpa ada keinginan lain, hidup bersama yg lainnya namun tanpa jiwa, & hidup dari jiwa tanpa hawa nafsu”.
Al-Ukhuwah sebagaimana dimaksudkan ustadz Al-Banna –sosok yg telah mendirikan jamaah yg penuh berkah ini, bahwa batasan-batasan dunia / garis mereka yg tdk boleh dilanggar adalah berlapang dada… apa yg dimaksud lapang dada disini? Apa engkau telah mencobanya? Apakah jika terjadi ketidakcocokan menyiapkannya sebagaimana yg diinginkan? Dimana ia berada terhadap diri sendiri sementara anda memiliki urusan dg orang lain? Karena Allah akan mencintaimu sebesar kecintaanmu kepada ikhwan mu, bukan karena besarnya kecintaan mereka kepadamu lalu meningkat derajat ukhuwah yg penuh berkah utk mencapai lebih tinggi lagi yaitu itsar? Apakah engkau mengetahui makna itsar? Apakah engkau telah mencobanya dalam satu sikap? Apakah dimaksud disini mendahulukan saudaramu dari dirimu sendiri? Apakah engkau ingat dg ikhwanmu yg dipenjara & yg ditangkap, & dalam kondisi menyelesaikan solusi bagaimana mereka menerima siksaan bahkan kematian sebagai tebusan utk ikhwan mereka. Kita berharap kepada Allah semoga mereka mendapatkan kemenangannya berupa kebaikan dunia & akhirat melalui karunia Allah & rahmat.
Ukhuwah bukan sekedar hak yg harus dipenuhi namun ia juga merupakan nilai-nilai & dhawabit2 (norma-norma) yg mampu mencegah diri dari melakukan ghibah, namimah, najwa2 (berbisik-bisik), suudzan2 (buruk sangka), & berlindung dg adab-adab nasihat
من نصح أخاه بينه وبينه فقد زانه، ومن نصحه على الملإ فقد شانه
“Barangsiapa yg menasihati saudaranya dihadapan saudara lainnya maka dia telah menzinahinya, barangsiapa yg menasihati dihadapan orang banyak maka dia telah menyakitinya”.2
Apakah engkau telah menzinahi saudaramu / telah menghinakannya. Begitu pula adab berselisih (berbeda pendapat) dg adab yg mulia, sebagaimana yg diungkapkan oleh imam Al-Banna: “Tidak mengapa melakukan netralisir satu fakta dg dalil & bukti dibawah naungan cinta kepada Allah tanpa membuat kondisi pd pertengkaran yg tercela & fanatisme buta”.2
Marilah kita kembali pd pondasi ini & mengukur jiwa kita padanya & jangan katakan fulan melakukan ini kepada saya begini / melakukan demikian itu, bahkan sekiranya dia melakukan pelanggaran terhadap dirimu yg mana engkau berada dalam ketaatan kepada Allah di dalamnya.! Kadang kita melihat ketika berkurang rasa cinta kepada Allah / menipis hak-hak ukhuwah, kita melihat munculnya pertengkaran yg tercela karena fanatisme. Dan peringatan rabbani disini sangat penting karena munculnya api dimulai dari yg kecil, & syaitan akan berputus asa menyembah di muka bumi kita, namun senang dg apa yg remeh dari perbuatan kalian” senang dg pertikaian diantara kita; karena itu dia selalu mendorong kita utk tdk mengatakan yg terbaik, & pd selanjutnya kata-kata ini menipis dari tingkat ukhuwah & melemahkannya
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yg lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka”2. (Al-Isra:53)
Dan menguatnya bisikan syaitan dg kadar istijabah kita pd ajakannya, apakah terlintas mau melakukan tipuan syaitan bukan dari kata-kata namun dari mimpi lalu sampai padanya kenyataan
يَا بُنَيَّ لا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yg nyata bagi manusia.”2 (Yusuf:5)
Syaitan senantiasa hadir dalam berbagai permasalahan
مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي
“Setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku & saudara-saudaraku”2. (Yusuf:100)
Bahwa tidaklah tipuan baik syaitan manusia / jin jika melihat satu barisan rapi bahkan dalam shaf shalat kecualibersegera mencari lubang dalam shaf. Nabi pernah melihat dg matanya sendiri terpisahnya lubang dari barisan, sementara syaitan tdk senang melihat adanya saling berkasih sayang & senang dalam tubuh umat Islam sehingga terus bergerak ingin membuat perpecahan & kesedihan
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنْ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yg beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu Tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dg izin Allah”.2 (Al-Mujadilah:10)
Syaitan telah mencoba senjata yg berbahaya ini dari siapa yg lebih baik dari kita, sekiranya bukan karena karunia Allah maka terwujudlah misinya
وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Kalau tidaklah karena karunia & rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”.2 (An-Nisa:83)
Bukankah syaitan-syaitan manusia & jin telah memecah belah antara Aus & Khazraj sebagai contoh yg sangat kongkret dari golongan Anshar? Bukankah mereka yg telah menebarkan pertikaiana lama antara mereka? Bukankah jiwa-jiwa menjadi panas antara muhajirin & Anshar dalam berbagai sikap & kondisi, namun kembali kepada pondasi & tsawabit menjadi obat & solusi dalam pertikaian sepele & furu; karena apa yg ada diantara kita lebih berharga dari apa yg ada dimuka bumi ini, & saya ingin menyampaikan setelah merasakan nikmat ukhuwah ini & memperluas pembahasan sehingga mencakup ukhuwah pd seluruh umat Islam, & memberikan nikmat ini kepada non muslim, tentang manisnya keadilan Islam & kebaikannya kepada mereka yg telah kehilangan akibat orang-orang yg tdk iltizam2 dg perkara Islam yg murni, sebagaimana yg telah dibawa & dipraktekkan oleh Rasulullah saw.
Sumber: al-ikhwan.net
Penerjemah:
Abu ANaS
Pertama saya ingin mengingatkan firman Allah:
وَالَّذِينَ هُمْ لأَمَانَاتِهِمْ وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ
“Dan orang-orang yg menepati amanah & janji-janji mereka” 2(Al-Muminun:18)
Sifat diatas merupakan salah satu sifat penghuni surga yaitu memelihara & menjaga amanah & janji-janji yg mengikat dirinya kepada Allah SWT, kemudian bersama sesama manusia –agar kita menjadi orang yg senantiasa menunaikan apa yg dinasihatkan kepadanya, maka kita akan melihat, tekhnik apa yg dapat kita jadikan sarana utk dapat menunaikan taklif ini? Ini menuntut apa yg kita coba sampaikan dg izin Allah yaitu tentang ukhuwah, tajarrud (totalitas) & tsiqah, yaitu 3 sifat yg dengannya kita telah berjanji kepada Allah dalam baiat kita.
إِنَّ الَّذِينَ يُبَايِعُونَكَ إِنَّمَا يُبَايِعُونَ اللَّهَ
“Sesungguhnya orang-orang yg berbaiat kepadamu sesungguhnya telah berbaiat kepada Allah”2. (Al-Fath:10)
Karena itu, tdk boleh bagi manusia memberikan masukan sehingga harus dg jujur mengakui bahwa kita hidup bersama dg kebenaran tanpa ada keinginan lain, hidup bersama yg lainnya namun tanpa jiwa, & hidup dari jiwa tanpa hawa nafsu”.
Al-Ukhuwah sebagaimana dimaksudkan ustadz Al-Banna –sosok yg telah mendirikan jamaah yg penuh berkah ini, bahwa batasan-batasan dunia / garis mereka yg tdk boleh dilanggar adalah berlapang dada… apa yg dimaksud lapang dada disini? Apa engkau telah mencobanya? Apakah jika terjadi ketidakcocokan menyiapkannya sebagaimana yg diinginkan? Dimana ia berada terhadap diri sendiri sementara anda memiliki urusan dg orang lain? Karena Allah akan mencintaimu sebesar kecintaanmu kepada ikhwan mu, bukan karena besarnya kecintaan mereka kepadamu lalu meningkat derajat ukhuwah yg penuh berkah utk mencapai lebih tinggi lagi yaitu itsar? Apakah engkau mengetahui makna itsar? Apakah engkau telah mencobanya dalam satu sikap? Apakah dimaksud disini mendahulukan saudaramu dari dirimu sendiri? Apakah engkau ingat dg ikhwanmu yg dipenjara & yg ditangkap, & dalam kondisi menyelesaikan solusi bagaimana mereka menerima siksaan bahkan kematian sebagai tebusan utk ikhwan mereka. Kita berharap kepada Allah semoga mereka mendapatkan kemenangannya berupa kebaikan dunia & akhirat melalui karunia Allah & rahmat.
Ukhuwah bukan sekedar hak yg harus dipenuhi namun ia juga merupakan nilai-nilai & dhawabit2 (norma-norma) yg mampu mencegah diri dari melakukan ghibah, namimah, najwa2 (berbisik-bisik), suudzan2 (buruk sangka), & berlindung dg adab-adab nasihat
من نصح أخاه بينه وبينه فقد زانه، ومن نصحه على الملإ فقد شانه
“Barangsiapa yg menasihati saudaranya dihadapan saudara lainnya maka dia telah menzinahinya, barangsiapa yg menasihati dihadapan orang banyak maka dia telah menyakitinya”.2
Apakah engkau telah menzinahi saudaramu / telah menghinakannya. Begitu pula adab berselisih (berbeda pendapat) dg adab yg mulia, sebagaimana yg diungkapkan oleh imam Al-Banna: “Tidak mengapa melakukan netralisir satu fakta dg dalil & bukti dibawah naungan cinta kepada Allah tanpa membuat kondisi pd pertengkaran yg tercela & fanatisme buta”.2
Marilah kita kembali pd pondasi ini & mengukur jiwa kita padanya & jangan katakan fulan melakukan ini kepada saya begini / melakukan demikian itu, bahkan sekiranya dia melakukan pelanggaran terhadap dirimu yg mana engkau berada dalam ketaatan kepada Allah di dalamnya.! Kadang kita melihat ketika berkurang rasa cinta kepada Allah / menipis hak-hak ukhuwah, kita melihat munculnya pertengkaran yg tercela karena fanatisme. Dan peringatan rabbani disini sangat penting karena munculnya api dimulai dari yg kecil, & syaitan akan berputus asa menyembah di muka bumi kita, namun senang dg apa yg remeh dari perbuatan kalian” senang dg pertikaian diantara kita; karena itu dia selalu mendorong kita utk tdk mengatakan yg terbaik, & pd selanjutnya kata-kata ini menipis dari tingkat ukhuwah & melemahkannya
وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ
“Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yg lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka”2. (Al-Isra:53)
Dan menguatnya bisikan syaitan dg kadar istijabah kita pd ajakannya, apakah terlintas mau melakukan tipuan syaitan bukan dari kata-kata namun dari mimpi lalu sampai padanya kenyataan
يَا بُنَيَّ لا تَقْصُصْ رُؤْيَاكَ عَلَى إِخْوَتِكَ فَيَكِيدُوا لَكَ كَيْدًا إِنَّ الشَّيْطَانَ لِلإِنسَانِ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, Maka mereka membuat makar (untuk membinasakan) mu. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yg nyata bagi manusia.”2 (Yusuf:5)
Syaitan senantiasa hadir dalam berbagai permasalahan
مِنْ بَعْدِ أَنْ نَزَغَ الشَّيْطَانُ بَيْنِي وَبَيْنَ إِخْوَتِي
“Setelah syaitan merusakkan (hubungan) antaraku & saudara-saudaraku”2. (Yusuf:100)
Bahwa tidaklah tipuan baik syaitan manusia / jin jika melihat satu barisan rapi bahkan dalam shaf shalat kecualibersegera mencari lubang dalam shaf. Nabi pernah melihat dg matanya sendiri terpisahnya lubang dari barisan, sementara syaitan tdk senang melihat adanya saling berkasih sayang & senang dalam tubuh umat Islam sehingga terus bergerak ingin membuat perpecahan & kesedihan
إِنَّمَا النَّجْوَى مِنْ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yg beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu Tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dg izin Allah”.2 (Al-Mujadilah:10)
Syaitan telah mencoba senjata yg berbahaya ini dari siapa yg lebih baik dari kita, sekiranya bukan karena karunia Allah maka terwujudlah misinya
وَلَوْلا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلاَّ قَلِيلاً
“Kalau tidaklah karena karunia & rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)”.2 (An-Nisa:83)
Bukankah syaitan-syaitan manusia & jin telah memecah belah antara Aus & Khazraj sebagai contoh yg sangat kongkret dari golongan Anshar? Bukankah mereka yg telah menebarkan pertikaiana lama antara mereka? Bukankah jiwa-jiwa menjadi panas antara muhajirin & Anshar dalam berbagai sikap & kondisi, namun kembali kepada pondasi & tsawabit menjadi obat & solusi dalam pertikaian sepele & furu; karena apa yg ada diantara kita lebih berharga dari apa yg ada dimuka bumi ini, & saya ingin menyampaikan setelah merasakan nikmat ukhuwah ini & memperluas pembahasan sehingga mencakup ukhuwah pd seluruh umat Islam, & memberikan nikmat ini kepada non muslim, tentang manisnya keadilan Islam & kebaikannya kepada mereka yg telah kehilangan akibat orang-orang yg tdk iltizam2 dg perkara Islam yg murni, sebagaimana yg telah dibawa & dipraktekkan oleh Rasulullah saw.
Sumber: al-ikhwan.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar